29 Apr 2013


POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR


MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Perencanaan Pembelajaran
yang dibina oleh Bapak Sutidjono


Oleh

Agus Syarifuddin
110513428046























UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
Maret 2013




BAB I
PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
Perkembangan dunia semakin maju, sehingga semua hal yang mendukung kemajuan dunia ini dituntut untuk mengikuti perkembangan jaman. Dengan perkembangan jaman ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga kehidupan masyarakat lebih layak. Transportasi juga merupakan bagian dari perkembangan yang terjadi. Karena transportasi merupakan sarana pendukung berjalannya perkembangan. Transportasi yang dibutuhkan pada perkembang jaman ini yaitu yang dapat bekerja tanpa henti, hemat, kuat, dan ramah lingkungan. Kriteria yang dibutuhkan sangat sesuai dengan mesin diesel. Karena mesin diesel memiliki karakter kuat, tahan lama, hemat bahan bakar, ramah lingkungan. Maka untuk sekarang mesin diesel mengalami perkembangan yang sangat pesat, ini dilakukan untuk mengikuti perkembangan jaman. Perkembangan pada mesin diesel yang sangat menonjol yaitu mengenai sistem bahan bakarnya. Yang saat ini terus diteliti yaitu masalah sistem bahan bakarnya agar tercipta mesin diesel yang minim getaran, bertenaga, hemat bahan bakar, responsive. Salah satu sistem bahan bakar memiliki komponen utama yaitu pompa injeksi. Pompa injeksi mempunyai berbagai kontruksi berbagai tipe antara lain Distributor Injection System, Unit Injection System, Pump Controlled Injection System, Common Rail Injection System. Dari berbagai tipe kontruksi pompa injeksi yang telah dipaparkan diatas maka penulis mencoba mengangkat salah satu kontruksi pompa injeksi, yaitu kontruksi pompa injeksi distributor. Karena penulis beranggapan kalau kontruksi pompa injeksi VE mempunyai kelebihan yaitu lebih halus dan bisa untuk putaran tinggi. Maka judul makalah ini yaitu : “Pompa Injeksi Distributor”




1.2.       Rumusan Masalah
Secara umum rumusan makalah ini  adalah bagaimana fungsi dan cara kerja pompa injeksi distributor secara umum. Secara khusunya adalah sebagai berikut :
1.      Apa definisi pompa injeksi distributor?
2.      Apa kelebihan dan kekurangan pompa injeksi distributor?
3.      Bagaimana sistem aliran bahan bakarnya?
4.      Apa komponen pompa injeksi distributor?
5.      Apa fungsi komponen utama pompa injeksi distributor?
6.      Bagaimana cara kerja komponen utama pompa injeksi distributor?

1.3.       Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi pompa injeksi distributor?
2.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pompa injeksi distributor?
3.      Untuk mengetahui sistem aliran bahan bakarnya?
4.      Untuk mengetahui komponen pompa injeksi distributor?
5.      Untuk mengetahui fungsi komponen utama pompa injeksi distributor?
6.      Untuk mengetahui cara kerja komponen utama pompa injeksi distributor?










BAB II
PEMBAHASAN
2.1.       Definisi
Pompa injeksi distributor merupakan pompa injeksi dengan plunyer tunggal untuk mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan dengan tepat dan mendistribusikan bahan bakar ke setiap silinder mesin sesuai dengan urutan penginjeksiannya.

2.2.       Kelemahan dan kelebihan pompa injeksi distributor
·         Kelemahan pompa Injeksi distributor yaitu :
a. Tidak dapat diaplikasikan di mesin besar.
b. Tekanan yang dihasilkan tidak dapat tinggi.
c. Apabila katup selenoit rusak maka akan berpengaruh terhadap tekanan kerja pada injector.

·         Kelebihan pompa Injeksi distributor yaitu :
a. kompak dan ringan, karena hanya 4,5 kg dan komponen-komponennya sedikit jumlahnya
b. mampu digunakan untuk mesin diesel putaran tinggi
c. seragam dalam jumlah penginjeksian bahan bakar
d. mudah dalam menghidupkan mesin
e. putaran idle yang stabil
f. pelumasan dengan bahan bakar sendiri
g. mudah dalam penyetelan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan
h. dilengkapi dengan solenoid penghenti bahan bakar
i. alat pengatur saat penginjeksian yang bekerja secara hidrolik konstruksinya dirancang sedemikian rupa sehingga kalau terjadi mesin berputar balik, pompa tidak akan memberikan bahan bakar ke silinder





2.3.       Sistem aliran bahan bakar pompa injeksi distributor

Gambar 1. Sistem aliran bahan bakar
 Keterangan gambar:
Bahan bakar dari tangki menuju filter selanjutnya diteruskan ke pompa injeksi distributor dan langsung disalurkan ke injektor dan sisa penginjeksian bahan bakar dari injektor dan pompa injeksi dikembalikan ke tangki bahan bakar.

2.4.       Komponen pompa injeksi distributor
3





Gambar 2. Pompa Injeksi Distributor
Nama komponen :
1.      Poros penggerak pompa
2.      Pompa pengalir
3.      ‘Katup pengatur tekanan
4.      Roda gigi penggerak governor
5.      Cincin tol
6.      Cincin nok
7.      Torak advans saat penyemprotan
8.      Busing pengatur

9.      Plunyer
10.  Katup penyalur
11.  Governor
12.  Solenoid
13.  Penyetel volume maksimal
14.  Spunyer
15.  Tuas pengatur
2.5.            Fungsi komponen-komponen utama pada pompa injeksi distributor
a.         Pompa pengalir (feed pump)
Gambar 3. Pompa Pemberi
Pada pompa injeksi distributor yang sering digunakan yaitu tipe sudu rotary yang berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tangki dan menekannya kedalam ruangpompa injeksi.





b.      Katup pengatur tekanan
Gambar 4. Katup Pengatur Tekanan
Katup pengatur tekanan berfungsi untuk mengatur tekanan bahan bakar kedalam ruang pompa sesuai dengan putaran mesin.
c.       Spunyer
Gambar 5. Spunyer
Spunyer merupakan komponen yang berfungsi untuk:
¨             Mempertahankan tekanan bahan bakar didalam ruang pompa ( karena lubang pembuangan kecil )
¨             Mengatur pembuangan udara secara otomatis
¨             Mengatur aliran solar untuk pendinginan pompa
d.      Plunger dan plat nok (cam plate)
Gambar 6. Plunger dan Plat Nok
·         Plunyer berfungsi mendistribusikan bahan bakar sesuai dengan FO mesin.
·         plat nok berfungsi untuk menekan plunger agar plunger bergerak maju sehingga mengahasilkan tekanan tinggi pada bahan bakar dan sekaligus bahan bakar yang ditekan disalurkan untuk didistribusikan ke tiap silinder sesuai FO.

e.       Governor

Gambar 7. Governor
Governor mekanik (mechanical governor) merupakan komponen yang berfungsi untuk mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar.
f.       Pewaktu otomatis (automatic timer)
Gambar 8. Pewaktu Otomatis
Pewaktu otomatis (automatic timer)  merupakan komponen yang berfungsi untuk mengatur saat injeksi (injection timing) yang bekerja menurut tekanan bahan bakar.

g.      Solenoid penutup bahan bakar (fuel cut-off solenoid)

Gambar 9. Selenoid Penutup Bahan Bakar
 Solenoid penutup bahan bakar (fuel cut-off solenoid) merupakan komponen yang berfungsi untuk menutup aliran bahan bakar ke dalam elemen pompa.

h.       Katup penyalur (delivery valve)

http://oneautomotif.files.wordpress.com/2012/02/graphic81.jpg?w=300&h=194
Gambar 10. Katup Penyalur
Katup penyalur (delivery valve) berfungsi mencegah bahan bakar dari dalam pipa tekanan tinggi masuk ke dalam ruang elemen pompa dan mengisap sisa bahan bakar dari injektor pada akhir injeksi
2.6.       Cara kerja komponen-komponen utama pompa injeksi distributor
a.       Pompa pengalir (feed pump)
Mekanisme kerjanya yaitu feed pump digerakkan oleh poros penggerak (drive shaft) dan selama rotor berputar sudu pompa menekan keluar akibat gaya sentrifugal. Rotor yang tidak sepusat (eksentrik) ini menyebabkan bahan bakar akan terisap dan ditekan ke ruang pompa.






b.      Katup pengatur tekanan
Mekanisme kerjanya yaitu memanfaatkan harga tegangan pegas regulating valve. Dimana ketika tekanan bahan bakar yang dihasilkan feed pump tinggi makan tekanan bahan bakar akan mendorong piston untuk membuka saluran yang menuju feed pump kembali, sehingga pada putaran mesin apapun tekanan bahan bakar relative konstan.

c.       Pewaktu otomatis (automatic timer)
Posisi diam
Tekanan bahan bakar didalam ruang pompa masih rendah dan belum mampu mendorong torak kekiri, dengan demikian saat penyemprotan belum dimajukan.

Posisi kerja
Pada saat putaran mesin naik, tekanan bahan bakar juga naik torak terdorong kearah kiri tuas geser akan merubah posisi cincin rol kearah memajukan saat penyemprotan
Pada saat putaran mesin turun, tekanan bahan bakar juga turun. Torak bergerak kembali kekanan karena dorongan pegas torak, maka tuas geser mendorong kembali cincin rol ke posisi nol (tidak ada pengajuan saat penyemprotan)

d.      Plunyer dan Plat Nok

Plunyer dan plat nok digerakkan oleh poros pompa (drive shaft). Pompa pemberi dan plat nok digerakkan oleh poros penggerak (drive shaft). Plunyer dan plat nok ditekan oleh dua buah pegas plunyer melawan roller. Plat nok biasanya mempunyai 4 buah muka nok pada mesin diesel 4 silinder (ini sesuai dengan jumlah silinder mesin), yang bila berputar muka nok berada di atas roller dan plunyer bergerak maju, sehingga bila plat nok dan plunyer berputar satu kali maka plunyer bergerak 4 kali maju mundur. Bahan bakar disalurkan ke tiap silinder setiap ¼ putaran plunyer dan satu kali plunyer bergerak bolak-balik. Plunyer mempunyai 4 alur pengisian (suction groove) dan satu lubang distribusi (distribution port). Dengan demikian pada silinder pompa terdapat 4 saluran distribusi (distribution passage).





e.       Governor
Cara kerja governor sebagai berikut
a)      Posisi start
Tuas pengatur pada posisi start. Tuas penekan tertarik oleh pegas pengatur. Pegas start menekan tuas start. Dengan demikian tuas start menggeser posisi bushing pengatur kearah volume start / volume banyak.

b)      Posisi idle
Tuas pengatur pada posisi idle bobot sentrifugal membuka tergantung dari putaran idle dan pegas idle. Putaran mesin naik, bobot sentrifugal membuka bushing pengatur didorong kearah stop / sedikit. Putaran mesin turun, bobot sentrifugal menutup. Pegas idle dan pegas pengatur menarik tuas penekan bushing pengatur didorong kearah maksimum.
c)      Regulasi putaran
Tuas pengatur pada posisi maksimum. Pegas pengatur menarik tuas penekan, bushing pengatur didorong kearah maks. Putaran mesin naik. Bobot sentrifugal membuka, putaran mesin dapat stabil, apabila gaya sentrifugal seimbang dengan
gaya pegas pengatur.

d)     Meregulasi putaran maksimum
Tuas pengatur pada posisi maksimum. Pegas pengatur tertarik penuh. Putaran mesin tinggi dan volume penyemprotan banyak. Putaran mesin bertambah naik bobot sentrifugal membuka penuh bushing pengatur didorong kearah stop / sedikit Ü terjadi pengghentian penyemprotan, yang secara otomatis dan secara langsung mengurangi putaran motor.

f.       Solenoid penutup bahan bakar
Cara kerjanya yaitu :
·         Pada saat kunci kontak on, arus mengalir kekumparan solenoid, medan magnet yang ditimbulkan menarik inti besi kedalam kumparan, katup ®membuka, dengan demikian solar mengalir masuk keruang tekanan tinggi  mesin siap dihidupkan.
·         Pada saat kunci off, medan magnet hilang, pegas mendorong inti besi  katup menutup.bahan bakar solar terhenti, sehingga motor mati.®keluar

g. Katup penyalur (delivery valve)

Cara kerjanya yaitu : pada saat bahan bakar di tekan keluar dari pompa injeksi tekanan tinggi maka bahan bakar melawan tekanan pegas katup penyalur, sehingga katup penyalur terbuka dan menghantarkan bahan bakar menuju injector melalui pipa penyalur. Dan pada saat tekanan bahan bakar yang diinjeksikan hilang maka bahan bakar tidak ada tekanan maka pegas katup pengembali menekan katup penyalur dan katup penyalur tertutup sehingga bahan bakar yang tadi telah diinjeksikan tidak kembali ke ruang pompa injeksi.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pompa injeksi distributor dirancang dengan plunyer tunggal dan bisa digunakan untuk melayani silinder lebih dari satu, dimana mekanisme kerja dari pompa tekanan tinggi tipe distributor mirip dengan distributor pada motor bensin. Pompa ini mendistribusikan bahan bakar ke setiap silinder mesin sesuai dengan urutan penginjeksiannya
Setiap komponen yang ada pada pompa mempunyai fungsi yang saling berkaitan satu dengan yang lain dalam melaksanakan kerja dari memompakan bahan bakar sampai menginjeksikan bahan bakar di ruang bakar.
Apabila dibandingkan dengan pompa jenis inline, pompa jenis distributor bekerja lebih halus karena semua mekanisme komponennya direndam dalam bahan bakar. Namun jenis distributor tidak dapat diaplikasikan pada mesin dengan kapasitas besar karena tekanan yang dihasilkan tidak besar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar